Search This Blog

Gaikindo Ungkap Tantangan Penerapan Biodiesel B30

TEMPO.CO, Jakarta - Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menyatakan kesiapannya mendukung rencana pemerintah mengimplementasikan penggunaan bahan bakar solar dengan kadar campuran minyak sawit sebesar 30 persen atau biodiesel B30 pada 2020.

Hanya saja, Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi mengingatkan bahwa untuk implementasi tersebut ada sejumlah proses yang perlu dilalui, salah satunya soal uji coba di jalan atau road test. Uji jalan itu bisa memakan waktu hingga satu tahun untuk melihat dampak bahan bakar tersebut terhadap kendaraan.

Baca: Gaikindo Surati Kemenhub Soal Uji Emisi Euro4, Ini Isinya

"Jadi enggak bisa cuma 1-2 kilometer, masing-masing merek waktunya akan berbeda, ada yang minta 100 ribu kilometer, ada yang 200 ribu, bahkan 500 ribu. Itu bisa berbulan-bulan bahkan setahun," kata Nangoi pada acara Ngobrol@Tempo di Hotel Westin, Jakarta Selatan, Jumat, 20 Juli 2018.

Mobil yang bisa digunakan uji coba pun tidak bisa sembarang mobil. Bahkan, menurut Nangoi, uji coba itu tidak bisa menggunakan mobil yang saat ini sudah diproduksi di Indonesia yaitu yang standar emisi gas buangnya Euro 2.

"Kalau pakai mobil saat ini, begitu sudah selesai uji jalan, aturannya sudah menggunakan aturan Euro 4," ujar Nangoi. Saat ini, kata dia, industri otomotif Indonesia belum ada yang memproduksi mobil Euro 4. Sehingga, bila mau memulai uji coba tahun ini, pemerintah harus membeli mobil dari luar negeri.

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor 20 Tahun 2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, N, dan O, Nangoi menyebut produksi mobil di dalam negeri sudah dijadwalkan masuk ke level Euro 4.

Baca: Sri Mulyani Sebut Akan Revisi Pajak Sedan, Ini Reaksi Gaikindo

"Jadwalnya, kami mengeluarkan mobil Euro 4 bensin pada 1 September 2018, sementara untuk solar dijadwalkan 1 Januari 2021," kata Nangoi.

Nangoi mengatakan para anggota Gaikindo sepakat untuk menepati jadwal tersebut. Sehingga, ia berkeras uji coba biodiesel B30 mesti dilakukan dengan mobil berstandar Euro 4.

"Saya tidak mau bikin mobil khusus Indonesia, karena itu akan membuat ekspor tertahan, tidak efisien," ujar Nangoi. "Ini kan suoaya ekspor kita juga jalan dan menghasilkan devisa bagi negara."

Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan mengatakan telah menggelar rapat bersama anggotanya ihwal produksi biodiesel B30 . "Secara teoritis itu bisa untuk B30, sudah kami sebarkan dan mereka harus bisa mencapai itu," ujar dia.

Paulus belum tahu apakah implementasi biodiesel itu bisa dilakukan dalam waktu dekat. Sebab, saat ini, bahan bakar itu masih akan diuji jalan dulu. Itu pun, masih kualitas untuk mobil Euro 2.

"Kalau permintaan Pak Yohannes bisa langsung sesuai untuk kendaraan Euro 4, nanti kami bicarakan lagi," ujar Paulus.

Let's block ads! (Why?)

Baca Selanjut nya https://otomotif.tempo.co/read/1109003/gaikindo-ungkap-tantangan-penerapan-biodiesel-b30

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Gaikindo Ungkap Tantangan Penerapan Biodiesel B30"

Post a Comment

Powered by Blogger.